Kamis, 09 Oktober 2014

Jangan Membiasakan MenQadha Sholat Subuh


Waktu shalat subuh dimulai sejak terbitnya fajar shadiq sampai dengan terbitnya matahari. Untuk waktu ikhtiyar (antisipasi) waktu subuh hanya sampai dengan langit arah timur kekuning-kuningan tanda akan terbitnya matahari, untuk waktu jawaz sampai matahari terbit dari ufuq timur, sebagai tanda waktu subuh telah habis. Keterangan ini terdapat dalam Kitab Matan Taqrib


Waktu subuh dimulai dengan terbitnya fajar shadiq sampai langit berwarna kekuning-kuningan untuk waktu ikhtiyar, sedangkan untuk waktu jawaz sampai dengan terbitnya matahari.


Sebagian orang terbiasa tidur malam hampir menjelang waktu subuh tiba, lantas ia ketiduran sebelum waktu subuh itu datang, ketika terbangun dari tidurnya matahari telah terbit memancarkan sinarnya. Maka terlewatlah waktu shalat subuh untuk dilaksanakan, sehingga kewajiban waktu Ada’ berubah menjadi Qadla’ karena ia tetap harus menjalankan shalat subuh meski waktunya telah lewat.
Kondisi diatas memberi penjelasan bahwa menjalankan shalat subuh pada waktu matahari telah terbit, dikarenakan ia tertidur pulas sehingga terlewatlah waktu subuh itu, dan tidak ada kesengajaan pada dirinya, maka tidaklah mengapa.
Lalu ketika ada seseorang yang telah terbiasa tidur menjelang waktu subuh, dan terbangun ketika matahari telah terbit, lantas hal ini menjadi kebiasaan kesehariaannya, bagaimanakah hukum tidur sebelum menjelang waktu subuh, sedangkan ia tahu kalau nanti akan terbangun ketika matahari telah terbit sebagaimana kebiasaannya?
Hukum tidur menjelang waktu subuh tidak diharamkan walaupun kebiasaan orang tersebut bangun setelah matahari terbit, dikarenakan orang tersebut tidak masuk khitab sebagai mukallaf, karena orang yang lupa, hilang akal dan tidur tidak mendapat ancaman siksa. Sebagaimana keterangan dalam Kitab Fatawa Ar-Ramli,



Seseorang tidur menjelang waktu subuh tiba, sedangkan sebagimana biasanya ia akan terbangun setelah matahari terbit, apakah tidurnya orang tersebut dihukumi haram atau tidak? Jawaban Imam Ar-Ramli: tidurnya orang tersebut tidak diharamkan, karena orang yang sedang tertidur keluar dari khitab syara’.
Kebiasaan yang tidak baik tentu harus dihindari, apalagi hal ini menyangkut dengan meninggalkan kewajiban shalat, dikarenakan orang yang tidur terlalu malam akan terasa malas ketika hendak menjalankan shalat subuh, apalagi kalau ia sampai sengaja meninggalkan shalat maka ancaman siksanya lebih berat lagi.

Rabu, 01 Oktober 2014

Pemberian Satunan Persalinan


Assalamu'alikum Wr wb.
Majlis Ittihadussyuban Pada Hari:
Hari       : Kamis Malam Juma'at
Tanggal  : 26-27 September 2014
Pukul     : 02 : 30 Wib
Lokasi   :  Kontrakan Bapak Bunyanto

Telah menyerahkan santunan Persalinan  kepada Saudara Jamaah Kita  Yang Bernama Bunyanto Yang belokasi Dijakarta sebesar Rp : 500.000,-
Santunan ini sesuai Amar Putusan Majlis Taklim Ittihadusyyubban

Kepada Bpk Bunyanto Dengan Lahirnya Putra Kedua Akan menjadi Kebahagian Dalam berumah tangga yang sakinah mawaddah warokhmah dan semoga kelak putra nya akan berguna bagi agama nusa dan bangsa amiin.

Santunan tersebut telah diserahkan Oleh Ketua Majlis Taklim Ittihadussyuban Bpk Rohyani Dan wakil ketua Bpk Herman Ugandi
Kepada Bapak Bunyanto sebagai Penerima adapun Yang ikut rombongan penyerahan dana santunan Persalinan daiantara Rombongan Tersebut adalah Bpk Ust Solehuddin Dan Bpk Mughni Labib.

Demikian Info Dari Majlis Ittihadussyubban

Wasslamu'alikum Wr Wb.




Keistimewaan Berpuasa di Bulan Dzul Hijjah

Allah Swt Mempunyai  waktu istimewa yang dibagi menjadi tiga,yang masing –masing bagian berisi sepuluh hari dalam tiapa tahunya yang dibahasakan dengan stalsta a’syaratin (sepuluh hari yang tiga) yaitu sepuluh hari terakhir dibulan Ramadhan (asyrul awakhir min ramadhan) sepuluh hari diawal bulan Dzul Hijjah,dan sepuluh hari pertama dibulan Muharam.
Banyak hadist yang menerangkan keistimewaan Bulan Dzul Hijjah. Bulan Yang Seharusnya dimanfaatkan kaum Muslimin untuk melipat gandakan amal ibadahnya.karena pahala yang dijanjikan allah Swt didalamnya sangat luar biasa.

عن ابن عباس رضي الله عنهما قال: مامن أيام العمل الصالح فيها أحب الى الله عزوجلمنه فى هذه الأيام يعنى ايام العشر, قالوا ولاالجهاد فى سبيل الله؟ قال: ولا الجهاد فى سبيل الله, الا رجل خرج بنفسه وماله فلم يرجع من ذلك بشيء
Dari Ibnu Abbas ra. ia berkata “Tidak ada hari di mana amal shaleh di dalamnya sangat dicintai oleh Allah  melebihi 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah. Para sahabat lantas bertanya “apakah amal itu dapat membandingi pahala jihad fi sabilillah?” bahkan amal pada 10 hari Dzil Hijjah lebih baik dari pada jihad fi sabilillah kecuali jihadnya seorang lelaki yang mengorbankan dirinya, hartanya, dan dia kembali tanpa membawa semua itu (juga nyawanya) sehingga ia mati sahid. Tentu yang demikian itu (mati sahid) lebih baik..   
عن أبى هريهرة رضي الله عنه, عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال: ما من ايام احب الى الله تعالى أن يتعبد له فيهن من أيام عشر ذى الحجة, وان صيام يوم يعدل صيام سنة, وقيام ليلة كقيام سنة   
 Tidakah ada hari yang paling disukai oleh Allah swt,  dimana Dia disembah pada hari itu kecuali, sepuluh hari bulan Dzul Hijjah. Puasa satu hari di dalamnya sama halnya dengan puasa satu tahun. Ibadah, shalat malam sekali pada malamnya seperti sahalat malam selama satu tahun pula.   

 Ada tiga hari  dalam sepuluh hari teristimewa awal bulan Dzul Hijjah yaitu tanggal 8 Dzul Hijjah yang disebut yaumu tarwiyah.tanggal 9 Dzul Hijjah yang disebut yaumul ‘arafah dan tanggal 10 Dzul Hijjah yang disebut yaumu Nahr,meski tiga hari bernilai istimewa,tetapi ketujuh hari lainya juga masih istimewa karena kandungan sejarah kehidupan manusia selanjutnya.

Pada hari pertama Dzul Hijjah adalah hari dimana Nabi Adam Dimaafkan Oleh Allah Swt setelah beberpa lama beliau meminta ampunan atas kesalahan memakan buah huldi disurga.
Rasullullah  Saw Bersabda:
Barang siapa yang berpuasa dihari pertama bulan Dzul Hijjah maka Allah akan Memafkan atas dosa – dosanya sebagaimana yang terjadi kepada Nabi Adam As.
Pada hari yang kedua dibulan Dzul Hijjah adalah Hari diselamatkan Nabi Yunus As. Oleh ikan Nun setelah beberapa hari berada didalamperutnya ikan Nun sembari terus bertasbih dan beribadah kepada Allah Swt.pada hari inilah nabi Yunus As, Dikeluarkan Dari perutnya Ikan Nun.
 Rasullullah  Saw Bersabda:
 Barang siapa beribadah di hari kedua bulan Dzul Hijjah baginya pahala yang menyerupai ibadah satu tahun tanpa ada maksiat.
Hari ketiga Dzul Hijjah adalah hari dikabulkannya do’a nabi Zakariya as. untuk kemudian dianugerahi seorang anak.namanya Yahya. Adapun hari keempat Dzul Hijjah adalah hari kelahiran Nabi Isa as. Hari kelima Dzul Hijjah hari kelahiran Musa as. Hari keenam Dzul Hijjah adalah hari-hari kemenangan para Nabi dalam memperjuangkan ajaran tauhid. Hari ketujuh bulan Dzul Hijjah adalah hari ditutupnya pintu neraka Jahannam.
Rasullullah  Saw Bersabda: 

Barangsiapa berpuasa di hari ke tujuh bulan Dzul Hijjah akan ditutup tiga puluhkesulitan dalam hidupnya dan dibuka tiga puluh pitu kemudahan baginya.

Adapun hari kedelapan yang disebut dengan hari tarwiyah diantara fadhilah yang masyhur bagi mereka yang berpuasa pada hari tarwiyah maka baginya pahala yang sangat besar, yang karena sangat besarnya tiada yang tahu pasti ukurannya kecuali allah swt.
Begitu pula hari kesembilan yang disebut dengan hari tasu’a, barang siapa yang berpuasa pada hari kesembilan maka pahala baginya seperti berpuasa selama enampuluh tahun. Adapun pada hari kesepuluh yang disebut dengan yaumun nahr hari penyembelihan korban, maka diharamkan kepada siapapun berpuasa waktu itu

Selasa, 23 September 2014

Cara Mensucikan Benda Terkena Najis



فصل الذي يطھر من النجاسة ثلاثة : الخمر إذا تخللت بنفسھا وجلد الميتة إذا دبغ وما صارا حيوانا 
Murodnya: Fasal : Benda-benda najis yang bisa menjadi suci, itu ada tiga (3) :
1. Khamer (arak/ciu) yang berubah dengan sendirinya menjadi cuka
2. Kulit bangkai jika sudah di samak dan yang
3. Semua najis yang telah berubah menjadi binatang
فصل) النجاسة ثلا ثة: مغلظة ومخففة ومتوسطة . المغلظة : نجاسة الكلب والخنزير وفرع ) أحدھما . والمخففة : بول الصبي الذي لم يطعم غير اللبن ولم يبلغ الحولين. والمتوسطة : سائر النجاسات
Murodnya; Fasal : Najis itu ada Tiga bagian (3)  
1. Najis Mughalladhah (najis kelas berat)
2. Najis Mukhaffafah (najis Kelas ringan)
3. Najis Mutawassithah (najis sedang) Najis Mughalladhah adalah najisnya anjing dan babi serta najisnya keturunan dari kedua binatang tersebut.
Najis Mukhaffafah adalah najisnya air kencing (urin) bocah laki-laki yang belum berusia dua tahun dan belum makan apa pun kecuali air susu ibu(ASI)
Najis Mutawassithah adalah semua najis (selain Mughalladhah dan Mukhaffafah)

فصل) المغلظة : تطھر بسبع غسلت بعد إزالة عينھا ،إحداھن بتراب . والمخففة : تطھر ) برش الماء عليھا مع الغلبة وإزالة عينھا 

Murodnya; Fasal: (mekanisme Mensucikan) Najis Mughalladhah;Dengan cara mencucinya harus dibasuh 7 kali basuhan dimana salah satunya dicampur dengan debu yang suci.
Cara kerja mensucikan Najis Mukhaffafah : cukup disiram dengan air yang suci sehingga najisnya hilang.

والمتوسطة تنقسم إلى قسمين: عينية وحكميه . العينية : التي لھا لون وريح وطعم فل بد من إزالة لونھا وريحھا وطعمھا . والحكمية : التي ل لون لھا ول ريح ولطعم لھا يكفيك جري الماء عليھا
Murodnya;Najis Mutawassithah dibagi menjadi 2 :
1. Najis Mutawassithah Ainiyy
2. Najis Mutawassithah Hukmiyyah .
Aini : Najis yang masih memiliki warna, bau dan rasanya, maka najis seperti ini harus dihilangkan warna, bau dan rasanya.
Hukmiyyah: Najis yang berbau dan berwarna serta rasanya sudah tidak ada (tinggal hukumnya saja) maka cara mensucikannya cukup dengan mengalirkan air saja ke najis tersebut.

Sabtu, 20 September 2014

Suasana Pengajian Rutin Setiap Hari Kamis malam Jumat Akhir Bulan













Jadwal Penagajia Rutin Bulanan Majlis Ta'lim Ittihadussyubban Setiap hari Kamis Malam Juma't Minggu akhir Bulan Waktu Ba'da Isya Lokasi Di Aula Bapak Herman Ugandi.Monggo Sinten ingkang Bade Nderek Piwahosan Kajian Kitab kitab Kuning kulo Aturi Kangge Poro Jamaah lan Warga Jakarta